Asal-Usul Gultik

Spread the love

Kuliner-Asia – Asal-Usul Gultik

GULTIK BLOK M: LEGENDA GULAI MURAH MERIAH DI TIKUNGAN JAKARTA

Di tengah gegap gempita malam Jakarta, ada satu sudut kecil yang selalu hidup, bahkan saat sebagian kota mulai lelah. Bukan kafe estetik atau rooftop bar mahal—melainkan sebuah tikungan sederhana di kawasan Blok M, Jakarta Selatan, yang setiap malam dipadati oleh aroma rempah dan suara sendok beradu dengan piring plastik. Inilah Gultik, singkatan dari Gulai Tikungan, ikon kuliner malam yang sudah menemani banyak generasi warga Jakarta.

🌟 Asal-Usul Gultik: Dari Gerobak ke Legenda

Kisah Gultik dimulai pada akhir tahun 1980-an, di Jalan Mahakam, Blok M. Saat itu, Blok M dikenal sebagai pusat hiburan malam, dengan banyak bioskop, bar, dan tempat tongkrongan. Di tengah keramaian itu, muncul beberapa pedagang gulai kaki lima yang mangkal di tikungan jalan. Mereka menyajikan gulai sapi dalam porsi kecil, lengkap dengan nasi dan kuah kuning gurih yang khas. Karena lokasinya berada di tikungan, muncullah sebutan “Gulai Tikungan”, atau di singkat jadi Gultik.

Pada awalnya, jumlah pedagang hanya segelintir. Tapi karena rasanya yang menggoda dan harganya yang sangat terjangkau, pelanggannya makin banyak. Lama-kelamaan, puluhan gerobak mulai berjejer di sepanjang tikungan tersebut, membentuk semacam “pasar malam mini” khusus gulai.

🍛 Ciri Khas Gultik: Porsi Kecil, Rasa Juara

Bukan gulai sembarangan. Yang membedakannya dengan gulai khas Padang, misalnya, adalah tekstur kuahnya yang lebih encer, dengan rasa rempah yang tetap kuat namun tidak terlalu menyengat. Isinya biasanya daging sapi (kadang campur tetelan), di sajikan dengan nasi hangat dan sambal, dan bisa ditambah kerupuk, sate usus, atau gorengan.

Uniknya, porsinya sengaja dibuat kecil. Jadi jangan heran kalau sekali makan kamu bisa habis dua atau tiga porsi sekaligus. Tapi justru itulah seninya: kamu bisa nambah sesuka hati tanpa bikin kantong jebol.

Harga? Mulai dari Rp10.000 per porsi. Di Jakarta, itu udah masuk kategori kuliner langka!

🧍‍♂️ Lebih dari Sekadar Makanan: Gultik Itu Sosial

Kalau kamu pernah makan di Gultik, kamu pasti ngerti: ini bukan cuma soal gulai, tapi soal suasana. Kamu duduk di kursi plastik kecil di pinggir jalan, di antara orang-orang yang kamu nggak kenal—anak muda, pekerja kantoran, ojek online, kadang bahkan artis lokal.

Semua larut dalam kehangatan malam dan semangkuk gulai yang sama. Ada obrolan santai, tawa lepas, dan kadang juga momen nostalgia. Gultik menyatukan banyak cerita, menjembatani banyak latar belakang. Ia seperti versi kecil dari Jakarta itu sendiri—riuh, beragam, dan selalu ada ruang untuk semua.

🕺Asal-Usul Gultik dan Budaya Malam Blok M

Blok M sendiri adalah kawasan legendaris. Dahulu terkenal sebagai pusat perbelanjaan dan hiburan, sekarang makin hidup dengan hadirnya M Bloc Space, toko-toko musik indie, hingga cafe-cafe artsy. Tapi di balik semua modernisasi itu, Gultik tetap eksis dengan gaya lamanya.

Di tengah gelombang makanan kekinian, kopi susu tren, dan resto Korea yang menjamur, Gultik tetap relevan dan ramai. Bahkan buat banyak anak muda yang baru pertama kali ke Jakarta, Gultik jadi semacam “ritual wajib”.

🔄 Persaingan Pedagang, Tapi Tetap Harmonis

Meskipun ada lebih dari 20 gerobak yang menjajakan Gultik di tempat yang sama, masing-masing punya cita rasa dan pelanggan setia. Ada yang terkenal karena sambalnya, ada yang dagingnya lebih empuk, ada juga yang porsi nasinya lebih banyak. Tapi semuanya tetap menjaga rasa kebersamaan. Mereka berbagi lokasi, pelanggan, bahkan kadang saling bantu kalau kehabisan bahan.

💬 Testimoni Asal-Usul Gultikdi Mata Para Penikmatnya

“Setiap pulang lembur, pasti ke Gultik. Rasanya tuh kayak pelukan hangat, tapi versi makanan.”
— Fira, karyawan swasta

“Waktu pacaran dulu sering makan Gultik berdua doang. Sekarang udah nikah, bawa anak pun masih ke situ. Nostalgia banget!”
— Arif, warga Cipete

“Gultik tuh tempat pertama kali gue nembak cewek. Ditolak sih. Tapi tetap enak gulainya.”
— Raka, anak Jaksel

🧾 Tips Buat Kamu yang Mau Coba Gultik

  1. Datang malam hari, biasanya mulai ramai jam 7 malam ke atas.
  2. Bawa uang tunai, walau sebagian udah bisa pakai QRIS.
  3. Jangan takut nanya rasa atau minta tambah kuah—abang-abangnya ramah kok!
  4. Cobain lebih dari satu gerobak, biar tahu mana favoritmu.

Penutup: Gultik Itu Jakarta

Gultik bukan cuma makanan. Dia adalah bagian dari denyut malam Jakarta, tempat kenangan tercipta, tempat rasa dan cerita bertemu. Dalam semangkuk gulai kecil itu, tersembunyi banyak hal perjuangan pedagang kaki lima, kehangatan masyarakat urban, dan kekuatan tradisi yang tetap hidup meski zaman berubah.

Jadi, kalau kamu belum pernah ke Gultik, luangkan satu malam. Duduklah di pinggir jalan Blok M, pesan semangkuk gulai hangat, dan rasakan sendiri kenapa tempat ini bisa bertahan lebih dari tiga dekade. Karena di tikungan itulah, kamu akan menemukan rasa Jakarta yang sesungguhnya.

Kalau kamu suka artikel ini dan butuh versi dalam bentuk PDF, infografis, atau pengembangan konten ke media sosial, tinggal bilang aja. Mau di bikin video script atau artikel berbahasa Inggris juga bisa!

Baca Juga : Resep Es Teler

Related Posts

Pepes Tahu Jamur Tiram: Menu Sehat, Harum, dan Nikmat Khas Nusantara

Spread the love

Spread the loveKuliner-Asia – Pepes Tahu Jamur Tiram: Menu Sehat, Harum, dan Nikmat Khas Nusantara Pepes tahu jamur tiram adalah salah satu hidangan tradisional yang semakin populer karena rasanya yang gurih, teksturnya…

Chicken Wings BBQ: Camilan Lezat dengan Aroma Panggang

Spread the love

Spread the loveKuliner-Asia – Chicken Wings BBQ: Camilan Lezat dengan Aroma Panggang Chicken wings BBQ menjadi salah satu hidangan yang paling di gemari pecinta kuliner, baik untuk santai bersama keluarga, nonton bola,…

You Missed

Pepes Tahu Jamur Tiram: Menu Sehat, Harum, dan Nikmat Khas Nusantara

Pepes Tahu Jamur Tiram: Menu Sehat, Harum, dan Nikmat Khas Nusantara

Chicken Wings BBQ: Camilan Lezat dengan Aroma Panggang

Chicken Wings BBQ: Camilan Lezat dengan Aroma Panggang

Makanan Tiwul Manis: Cita Rasa Tradisional yang Selalu Bikin Kangen

Makanan Tiwul Manis: Cita Rasa Tradisional yang Selalu Bikin Kangen

Lontong Sayur: Hidangan Nusantara yang Selalu Bikin Rindu

Lontong Sayur: Hidangan Nusantara yang Selalu Bikin Rindu

Ubi Madu Cilembu Bakar: Manis Alami yang Bikin Ketagihan

Ubi Madu Cilembu Bakar: Manis Alami yang Bikin Ketagihan

Tempe Mendoan, Camilan Lembut Gurih Khas Jawa yang Selalu Bikin Rindu

Tempe Mendoan, Camilan Lembut Gurih Khas Jawa yang Selalu Bikin Rindu