Kuliner-Asia – 3 Kuliner Khas Filipina dengan Sentuhan Budaya Lokal
Filipina tak hanya di kenal dengan keindahan pantainya, tapi juga kekayaan kulinernya yang menggoda lidah. Perpaduan pengaruh budaya Spanyol, Tionghoa, Amerika, dan tradisi lokal. Hal ini membuat makanan Filipina begitu unik dan beragam. Berikut tiga kuliner khas Filipina yang mencerminkan kekayaan budaya lokal sekaligus kelezatan autentik dari negeri 7.000 pulau ini.
1. Adobo – Simbol Persatuan Rasa
Adobo adalah salah satu hidangan paling ikonik di Filipina, dan hampir setiap daerah punya versi khasnya sendiri. Secara umum, adobo di masak dengan ayam atau daging babi yang di rebus dalam cuka, kecap, bawang putih, dan daun salam. Teknik pengawetan dengan cuka ini berasal dari praktik kuno masyarakat asli Filipina. Lalu di padukan dengan kecap dan bumbu lain yang di pengaruhi budaya Spanyol dan Tionghoa.
Meski sederhana, adobo mencerminkan kekuatan adaptasi budaya dan selera lokal. Di Luzon, adobo cenderung lebih kering dan asin, sementara di Visayas biasanya lebih asam dan berkuah. Makanan ini juga menjadi lambang kehangatan keluarga karena sering di sajikan saat makan bersama.
3 Kuliner Khas Filipina dengan Sentuhan Budaya Lokal
2. Sinigang – Asam Segar Penyejuk Hati
Sinigang adalah sup asam khas Filipina yang menggunakan buah asam alami seperti tamarind (asem), calamansi, atau bahkan mangga muda. Biasanya di masak dengan daging babi, udang, atau ikan dan di lengkapi sayuran seperti kangkung, lobak, dan tomat.
Rasa sinigang yang khas merepresentasikan iklim tropis Filipina—segar, tajam, dan memikat. Hidangan ini mencerminkan tradisi lokal yang kuat. Di mana bahan-bahan yang di gunakan berasal dari alam sekitar dan resepnya di wariskan turun-temurun. Sinigang sering di sebut sebagai comfort food karena cocok di nikmati saat hujan atau saat tubuh butuh kehangatan.
3 Kuliner Khas Filipina dengan Sentuhan Budaya Lokal
3. Halo-Halo – Perpaduan Manis Multikultur
“Halo-halo” berarti “campur-campur”, dan itulah inti dari dessert ini. Campuran es serut, kacang merah, jagung manis, nata de coco, kolang-kaling, sagu, dan potongan buah tropis di siram susu kental manis dan kadang di tambah es krim ube di atasnya.
Dessert ini bukan sekadar pencuci mulut, tapi gambaran keberagaman budaya Filipina. Dari pengaruh Jepang (es serut), Amerika (es krim), hingga bahan lokal. Halo-halo adalah simbol keterbukaan budaya yang berpadu manis di satu mangkuk.
Kuliner Filipina bukan hanya soal rasa, tapi juga refleksi sejarah dan budaya. Dari adobo yang bersahaja, sinigang yang menyegarkan. Hingga halo-halo yang semarak, setiap hidangan membawa cerita dan warisan lokal yang layak untuk di nikmati dan di pahami.
Baca Juga : Shan Noodles, Kuliner Myanmar yang Bikin Penasaran!







