Kuliner-Asia – Gabus Pucung – Kuliner Nusantara dengan Nilai Budaya yang Kental
Kuliner Nusantara tak hanya memanjakan lidah, tetapi juga menyimpan cerita dan nilai budaya yang kaya. Salah satu sajian khas Betawi yang mulai langka namun sangat istimewa adalah Gabus-Pucung. Hidangan ini bukan sekadar makanan, tapi juga bagian dari identitas budaya masyarakat Betawi yang patut di lestarikan.
Apa Itu Gabus Pucung?
Gabus Pucung adalah masakan tradisional. Berbahan dasar ikan gabus yang di masak dalam kuah hitam pekat berbumbu rempah dan kluwek (buah kepayang). Sekilas tampilannya mungkin mengingatkan pada rawon khas Jawa Timur. Namun cita rasa Gabus-Pucung memiliki karakter tersendiri yang gurih, sedikit pahit, dan penuh umami.
Nama “pucung” sendiri berasal dari buah kluwek, bahan utama yang memberi warna gelap dan rasa khas pada kuahnya. Sementara ikan gabus di pilih karena teksturnya yang lembut dan rendah duri, cocok untuk di masak dengan bumbu rempah yang meresap.
Nilai Budaya di Balik Gabus Pucung
Bagi masyarakat Betawi, Gabus-Pucung bukan sekadar hidangan rumahan. Menu ini kerap hadir dalam acara-acara penting seperti selametan, hajatan, hingga Lebaran, sebagai simbol kemakmuran dan kebersamaan. Ikan gabus di percaya membawa makna ketahanan dan kekuatan, sementara kluwek melambangkan kedalaman rasa dan kebijaksanaan.
Menariknya, Gabus-Pucung juga mencerminkan kearifan lokal dalam memanfaatkan bahan alam. Ikan gabus yang dulunya mudah di temukan di rawa atau sungai sekitar Jakarta di padukan dengan bumbu-bumbu lokal hasil racikan turun-temurun.
Kuliner Langka yang Patut Di lestarikan
Sayangnya, Gabus Pucung kini mulai jarang di jumpai, terutama di restoran-restoran kota besar. Perubahan gaya hidup, sulitnya mendapatkan ikan gabus segar. Serta bumbu kluwek yang tak semua orang tahu cara mengolahnya membuat makanan ini semakin langka. Padahal, Gabus-Pucung merupakan warisan kuliner yang layak di kenalkan kembali kepada generasi muda.
Berbagai komunitas dan pecinta kuliner Betawi kini mulai berupaya mengangkat kembali nama Gabus-Pucung melalui festival makanan. Kelas memasak, hingga promosi digital.
Gabus-Pucung adalah contoh nyata bagaimana makanan bisa menjadi medium untuk menjaga identitas dan tradisi budaya. Rasanya yang khas, cerita di baliknya, dan nilai simbolis yang terkandung menjadikan Gabus-Pucung lebih dari sekadar hidangan. Warisan kuliner Nusantara yang harus di rawat dan di hargai.
Jika Anda berkesempatan, cobalah mencicipi Gabus-Pucung langsung dari dapur orang Betawi. Rasanya bukan hanya menggoyang lidah, tapi juga menghangatkan hati dengan kisah dan tradisi yang menyertainya.
Baca Juga : Hoppers: Pancake Unik dari Sri Lanka yang Wajib Kamu Coba!







